“Keluarga Besar Ponpes Alhikmah Mengucapkan”
“Barakallahu laka wa baraka ‘alaik, wa jama’a bainakuma fi khair”
Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang mahupun susah dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan”
Untuk :
Ustadz Bilal + Ustadzah Ari
yang hari ini : 30 Juni 2013
Mengikat janji suci sebagai suami istri
sedikit nasehat buat antum berdua ....
Abu Khaulah Zainal Abidin
(Seandainya ALLAH
Subhaanahu wa ta’alaa panjangkan umurku dan memberikan kesempatan
kepadaku menyaksikan pernikahan putriku tercinta, kira-kira seperti
inilah yang ingin aku sampaikan):
بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله , نحمده
ونستعينه , ونستغفره , ونعوذ بالله من شرور أنفسنا , ومن سيئات أعمالنا ,
من يهده الله فلا مضل له , ومن يضلل فلا هادي له , وأشهد أن لاإله إلا الله
وحده لاشريك له , وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وسلم .
{ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون }
{ يا أيها الناس اتقوا
ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء
واتقوا الله الذي تسألون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا }
{ يا أيها الذين آمنوا
اتقوا الله وقولوا قولا سديدا , يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم , ومن
يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما }
Anak-anakku..,
Hari ini akan menjadi satu di antara
hari-hari yang paling bersejarah di dalam kehidupan kalian berdua.
Sebentar lagi kalian akan menjadi sepasang suami-isteri, yang darinya
kelak akan lahir anak-anak yang sholeh dan sholehah, dan kalian akan
menjadi seorang bapak dan seorang ibu, untuk kemudian menjadi seorang
kakek dan seorang nenek, ……insya الله.
Rentang perjalanan hidup manusia yang
begitu panjang … sesungguhnya singkat saja. Begitu pula…liku-liku dan
pernik-pernik kerumitan hidup sesungguhnya jugalah sederhana. Kita
semua.. diciptakan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa tidak lain untuk beribadah kepada NYA. Maka, jika kita semua berharap kelak dapat berjumpa dengan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa
…dalam keadaan IA ridlo kepada kita, hendaklah kita jadikan segala
tindakan kita semata-mata di dalam rangka mencari keridlo’an-NYA dan
menyelaraskan diri kepada Sunnah Nabi-NYA Yang Mulia -Shallallahu alaihi wa sallam-
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.
(Maka barangsiapa merindukan akan
perjumpaannya dengan robb-nya, hendaknya ia beramal dengan amalan yang
sholeh, serta tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun di dalam
peribadatan kepada robb-nya.)
Begitu pula pernikahan ini,
ijab-qabulnya, adanya wali dan dua orang saksi, termasuk hadirnya kita
semua memenuhi undangan ini…adalah ibadah, yang tidak luput dari
keharusan untuk sesuai dengan syari’at ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa.
Oleh karena itu…, kepada calon suami anakku…
Saya ingatkan, bahwa wanita itu dinikahi karena empat alasan, sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam:
عن أبي هريره رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك
“Wanita dinikahi karena empat alasan.
Hartanya, keturunannya, kecantikannya,atau agamanya. Pilihlah karena
agamanya, niscaya selamatlah engkau.” (HR:Muslim)
Maka ambilah nanti putriku sebagai isteri
sekaligus sebagai amanah yang kelak kamu dituntut bertanggung jawab
atasnya. Dengannya dan bersamanya lah kamu beribadah kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa,
di dalam suka…di dalam duka. Gaulilah ia secara baik, sesuai dengan
yang diharuskan menurut syari’at ALLAH. Terimalah ia sepenuh hati,
kelebihan dan kekurangannya, karena ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah memerintahkan demikian:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
(Dan gaulilah isteri-isterimu dengan
cara yang ma’ruf. Maka seandainya kalian membenci mereka, karena boleh
jadi ada sesuatu yang kalian tidak sukai dari mereka, sedangkan ALLAH
menjadikan padanya banyak kebaikan.) (An-Nisaa’:19)
Dan ingatlah pula wasiat Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
إستوصوا بالنساء خيرا فإنهن عوان عندكم
(Pergaulilah isteri-isteri dengan baik. Karena sesungguhnya mereka itu mitra hidup kalian)
Dan perlakuanmu terhadap isterimu ini menjadi cermin kadar keimananmu, sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-;
أكمل المؤمن إيمانا أحسنهم خلقا و خياركم خياركم لنساءهم (الترمذي عن ابي هريرة)
(Mu’min yang paling sempurna imannya
adalah yang paling baik akhlaqnya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang
paling baik terhadap isterinya)
Dan kamu sebagai laki-laki adalah pemimpin di dalam rumah tangga.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
(Lelaki itu pemimpin bagi wanita
disebabkan ALLAH telah melebihkan yang satu dari yang lainnya dan
disebabkan para lelaki yang memberi nafkah dengan hartanya.) (An-Nisaa’: 34)
Maka agar kamu dapat memimpin rumah
tanggamu, penuhilah syarat-syaratnya, berupa kemampuan untuk menafkahi,
mengajari, dan mengayomi. Raihlah kewibawaan agar isterimu patuh di
bawah pimpinanmu. Jadilah suami yang bertanggungjawab, arif dan lemah
lembut , sehingga isterimu merasa hangat dan tentram di sisimu.
Berusahalah sekuat tenaga menjadi teladan yang baik baginya, sehingga ia
bangga bersuamikan kamu. Ya, inilah sa’atnya untuk membuktikan bahwa
kamu laki-laki sejati, laki-laki yang bukan hanya lahirnya.
Kepada putriku…
Saya ingatkan kepadamu akan sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- :
عن أبي هريرة؛ قال:- قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
إذا أتاكم من ترضون خلقه ودينه فزوجوه. إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض
“Jika datang kepadamu (-wahai para
orang tua anak gadis-) seorang pemuda yang kau sukai akhlaq dan
agamanya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan
menyebarnya kerusakan di muka bumi.” (HR: Ibnu Majah)
Dan semoga -tentunya- calon suamimu
datang dan diterima karena agama dan akhlaqnya, bukan karena yang lain.
Maka hendaknya kau luruskan pula niatmu. Sambutlah dia sebagai suami
sekaligus pemimpinmu. Jadikanlah perkawinanmu ini sebagai wasilah
ibadahmu kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa. Camkanlah sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
لو كنت أمرا أحد ان يسجد لأحد لأمرت المرءة ان تسجد لزوجها (الترم1ي عن ابي هريرة)
(Seandainya aku boleh memerintahkan
manusia untuk sujud kepada sesamanya, sungguh sudah aku perintahkan sang
isteri sujud kepada suaminya.)
Karenanya sekali lagi saya nasihatkan , wahai putriku…
Terima dan sambutlah suamimu ini dengan sepenuh cinta dan ketaatan.
Layani ia dengan kehangatanmu…
Manjakan ia dengan kelincahan dan kecerdasanmu…
Bantulah ia dengan kesabaran dan doamu…
Hiburlah ia dengan nasihat-nasihatmu…
Bangkitkan ia dengan keceriaan dan kelembutanmu…
Tutuplah kekurangannya dengan mulianya akhlaqmu…
Manakala telah kamu lakukan itu semua, tak ada gelar yang lebih tepat disandangkan padamu selain Al Mar’atush-Shalihah, yaitu sebaik-baik perhiasan dunia. Sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
الدنيا متاع وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة ( مسلم)
(Dunia tak lain adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.)
Inilah satu kebahagiaan hakiki -bukan
khayali- yang diidam-idamkan oleh setiap wanita beriman. Maka
bersyukurlah, sekali lagi bersyukurlah kamu untuk semua itu, karena
tidak semua wanita memperoleh kesempatan sedemikian berharga. Kesempatan
menjadi seorang isteri, menjadi seorang ibu. Terlebih lagi, adanya
kesempatan, diundang masuk ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu
kehendaki. Yang demikian ini mungkin bagimu selagi kamu melaksanakan
sholat wajib lima waktu -cukup yang lima waktu-, puasa -juga cukup yang
wajib- di bulan Ramadhan, menjaga kemaluan -termasuk menutup aurat- ,
dan ta’at kepada suami. Cukup, cukup itu. Sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
إذا صلت المرأة خمسها وصامت شهرها وحفظت فرجها وأطاعت زوجها
قيل لها: ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت (أحمد عن عبدالرحمن بن عوف)
(Jika seorang isteri telah sholat
yang lima, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan ta’at
kepada suaminya. Dikatakan kapadanya: Silahkan masuk ke dalam Surga dari
pintu mana saja yang engkau mau.)
Anak-anakku…,
Melalui rangkaian ayat-ayat suci Al
Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi Yang Mulia, kami semua yang hadir di sini
mengantarkan kalian berdua memasuki gerbang kehidupan yang baru,
bersiap-siap meninggalkan ruang tunggu, dan mengakhiri masa penantian
kalian yang lama. Kami semua hanya dapat mengantar kalian hingga di
dermaga. Untuk selanjutnya, bahtera rumah-tangga kalian akan mengarungi
samudra kehidupan, yang tentunya tak sepi dari ombak, bahkan mungkin
badai.
Karena itu, jangan tinggalkan jalan ketaqwaan. Karena hanya dengan ketaqwaan saja ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa akan mudahkan segala urusan kalian, mengeluarkan kalian dari kesulitan-kesulitan, bahkan mengaruniai kalian rizki.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
(Dan barang siapa yang bertaqwa
kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan berikan bagi nya jalan keluar dan
mengaruniai rizki dari sisi yang tak terduga.)
(
Dan barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan mudahkan urusannya.)
Bersyukurlah kalian berdua akan ni’mat ini semua. ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengarunia kalian separuh dari agama ini, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengarunia kalian kesempatan untuk menjalankan syari’at-NYA yang mulia, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa juga telah mengaruniai kalian kesempatan untuk mencintai dan dicintai dengan jalan yang suci dan terhormat.
Ketahuilah, bahwa pernikahan ini
menyebabkan kalian harus lebih berbagi. Orang tua kalian bertambah,
saudara kalian bertambah, bahkan sahabat-sahabat kalian pun bertambah,
yang kesemua itu tentu memperpanjang tali silaturahmi, memperlebar
tempat berpijak, memperluas pandangan, dan memperjauh daya pendengaran.
Bukan saja semakin banyak yang perlu kalian atur dan perhatikan,
sebaliknya semakin banyak pula yang akan ikut mengatur dan memperhatikan
kalian. Maka, barang siapa yang tidak kokoh sebagai pribadi dia akan
semakin gamang menghadapi kehidupannya yang baru.
Ketahuilah, bahwa anak-anak yang sholeh
dan sholehah yang kalian idam-idamkan itu sulit lahir dan tumbuh kecuali
di dalam rumah tangga yang sakinah penuh cinta dan kasih sayang. Dan
tentunya tak akan tercipta rumah-tangga yang sakinah, kecuali dibangun
oleh suami yang sholeh dan isteri yang sholehah.
Akan tetapi, wahai anak-anakku, jangan
takut menatap masa depan dan memikul tanggung jawab ini semua. Jangan
bersedih dan berkecil hati jika kalian menganggap bekal yang kalian
miliki sekarang ini masih sangat kurang. ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa berfirman:
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
(Artinya: “Dan janganlah berkecil
hati juga jangan bersedih. Padahal kalian adalah orang-orang yang mulia
seandainya sungguh-sungguh beriman.”) (Ali Imran: 139)
Ya, selama masih ada iman di dalam dada
segalanya akan menjadi mudah bagi kalian. Bukankah dengan pernikahan ini
kalian bisa saling tolong-menolong di dalam kebajikan dan taqwa.
Bukankah dengan pernikahan ini kalian bisa saling menutupi kelemahan dan
kekurangan masing-masing. Bersungguh-sungguhlah untuk itu, untuk meraih
segala kebaikan yang ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sediakan
melalui pernikahan ini. Jangan lupa untuk senantiasa memohon pertolongan
kepada ALLAH. kemudian jangan merasa tak mampu atau pesimis. Jangan,
jangan kalian awali kehidupan rumah tangga ini dengan perasaan lemah !
احرص على ما ينفعك. واستعن بالله ولا تعجز
(Bersungguh-sungguhlah kepada yang bermanfa’at bagimu, mohonlah pertolongan kepada ALLAH, dan jangan merasa lemah!) (HR: Ibnu Majah)
Terakhir, ingatlah bahwa nikah merupakan Sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, sebagaimana sabdanya:
النكاح من سنتي فمن رغب عن سنتي فليس مني
(Nikah itu merupakan bagian dari Sunnahku. Maka barang siapa berpaling dari Sunnahku, ia bukanlah bagian dari umatku.)
Maka janganlah justru melalui pernikahan
ini atau setelah aqad ini kalian justru meninggalkan Sunnah untuk
kemudian bergelimang di dalam berbagai bid’ah dan kema’shiyatan.
Kepada besanku…
Terimalah masing-masing mereka sebagai
tambahan anak bagi kita. Ma’lumilah kekurangan-kekurangannya, karena
mereka memang masih muda. Bimbinglah mereka, karena inilah saatnya
mereka memasuki kehidupan yang sesungguhnya.
Wajar, sebagaimana seorang anak bayi yang
sedang belajar berdiri dan berjalan, tentu pernah mengalami jatuh untuk
kemudian bangkit dan mencoba kembali. Maka bantulah mereka sampai
benar-benar kokoh untuk berdiri dan berjalan sendiri.
Bantu dan bimbing mereka, tetapi jangan
mengatur. Biarkan.., Karena sepenuhnya diri mereka dan keturunan yang
kelak lahir dari perkawinan mereka adalah tanggung-jawab mereka sendiri
di hadapan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa. Hargailah harapan dan cita-cita yang mereka bangun di atas ilmu yang telah sampai pada mereka.
Keterlibatan kita yang terlalu jauh dan
tidak pada tempatnya di dalam persoalan rumah tangga mereka bukannya
akan membantu. Bahkan sebaliknya, membuat mereka tak akan pernah kokoh.
Sementara mereka dituntut untuk menjadi sebenar-benar bapak dan
sebenar-benar ibu di hadapan…dan bagi anak-anak mereka sendiri.
Ketahuilah, bahwa bukan mereka saja yang
sedang memasuki kehidupannya yang baru, sebagai suami isteri. Kita pun,
para orang tua, sedang memasuki kehidupan kita yang baru, yakni
kehidupan calon seorang kakek atau nenek – insya الله. Maka hendaknya
umur dan pengalaman ini membuat kita,…para orangtua, menjadi lebih arif
dan sabar, bukannya semakin pandir dan dikuasai perasaan. Pengalaman
hidup kita memang bisa jadi pelajaran, tetapi belum tentu harus jadi
acuan bagi mereka.
Jika kelak -dari pernikahan ini- lahir
cucu-cucu bagi kita. Sayangilah mereka tanpa harus melecehkan dan
menjatuhkan wibawa orangtuanya. Berapa banyak cerita di mana kakek atau
nenek merebut superioritas ayah dan ibu. Sehingga anak-anak lebih ta’at
kepada kakek atau neneknya ketimbang kepada kedua orangtuanya. Sungguh,
akankah kelak cucu-cucu kita menjadi anak-anak yang ta’at kepada
orangtuanya atau tidak, sedikit banyak dipengaruhi oleh cara kita
memanjakan mereka.
Kepada semua, baik yang pernah mengalami
peristiwa semacam ini, maupun yang sedang menanti-nanti gilirannya,
marilah kita do’akan mereka dengan do’a yang telah diajarkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
Do’a untuk Pengantin Baru
“Barakallahu laka wa baraka ‘alaik, wa jama’a bainakuma fi khair”
Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang mahupun susah dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan”
(HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibn Majjah)
بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في خير
فأعتبروا يا أولي الأبصار
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لاإله إلاأنت أستغفرك وأتوب إليك